saya sengaja memanggil Tante Yeni menggunakan panggilan “Cie” karena beliau masih terlihat menjadi perempuan Chinese. Lagipula, panggilan “Cie” akan membuatnya merasa lebih belia. sejak hari itu, saya semakin akrab menggunakan keluarga Tante Yeni. Apalagi lalu Tante Yeni memintaku buat menyampaikan kursus privat personal komputer pada Edy serta Johan, 2 anaknya yang masing-masing kelas duduk di kelas 1 Sekolah Menengah Pertama dan kelas 6 Sekolah Dasar. Sedangkan untuk Cynthia, saya memberikan privat piano klasik. sebab rumahnya dekat, saya mau saja. Lagi juga Tante Yeni setuju membayarku tinggi. aku serta Tante Yeni acapkali ber-SMS ria, terutama jikalau ada tebakan serta SMS lucu. Dimulai berasal ketidaksengajaan, suatu kali aku bermaksud mengirim SMS ke Ria yang isinya, “Hai say.. Lg ngapain? I miz u. Pengen deh sayang-sayangan ama u lagi.. saya pengen kita bercinta lagi..” sebab saat itu saya jua baru saja ber-SMS menggunakan Tante Yeni, refleks tanganku mengirimkan SMS itu ke Tante Yeni! saya sama sekali belum sadar sudah galat kirim hingga kemudian report di HP-ku tiba: Delivered to Ms. Yeni! Astaga! aku langsung memikirkan alasan Jika Tante Yeni menanyakan SMS itu. benar! tak lama kemudian Tante Yeni membalas SMS galat target itu. “Wah.. Ini SMS ke siapa ya kok romantis begini..” Wah, laba aku dan Tante Yeni telah akrab. Jadi walaupun nakalku ketahuan, tidak dilema. “Maaf, Cie. aku keliru kirim. Pas lagi horny nih. :p Maaf ya Cie..” balasku. saya sengaja berterus jelas wacana ‘horny’ku sebab ingin memahami reaksi Tante Yeni. “Wah.. engkau ternyata telah berani begituan ya! SMS itu buat pacarmu ya?” “Bukan Cie. Itu TTH-ku. teman tapi Hot.. Hahaha.. tidak ada ikatan kok, Cie..” Beberapa menit lalu, Tante Yeni tidak membalas SMS-ku. Mungkin sedang sibuk. Oh, tidak, ternyata Tante Yeni meneleponku.
“Lagi dimana Boy?” Tanya Tante Yeni. Suaranya lebih akrab
daripada umumnya. “di kamar sendirian,
Cie. Maaf ya tadi SMS-ku galat kirim. Jadi ketahuan deh saya lagi pengen..”
jawabku. Kudengar Tante Yeni tertawa lepas. Baru kali ini saya mendengarnya
tertawa sebebas ini. “aku tadi kaget
sekali. Kupikir si Boy ini anaknya alim, serta tidak mengerti begitu-begituan.
Ternyata.. Hot sekali!” “Hm.. akan tetapi
memang saya alim lho, Cie..” kataku bercanda.
“Wee.. Alim tapi ngajak bercinta.. Siapa tuh cewek?” “Ya teman usang, Cie. Partner sex-ku yang
pertama.” saya bicara blak-blakan. Bagiku sudah kepalang tanggung. aku rasa
Tante Yeni bisa mengerti aku . “Wah.. Kok
dia mau ya tanpa ikatan denganmu?” bertanya-tanyanya heran. aku yang dulu pula sering
heran. tetapi memang di kenyataannya, sex tanpa ikatan telah bukan hal baru
pada jaman ini. “Kami bersahabat baik,
Cie. Sex hanya sebagian mungil dari korelasi kami.” Jawabku apa adanya. aku tak mengada-ada. pada beberapa bulan
kami bergaul, saya baru satu kali bercinta menggunakan Ria. Jauh lebih poly kami
saling bercerita, menasehati dan mendukung.
“Wah.. Baru tahu aku terdapat yang seperti itu pada global ini. jikalau kalian
memang cocok, kenapa tidak pacaran saja?”
“Kami belum ingin terikat. Terkadang pacaran malah membuat
batasan-batasan eksklusif. terdapat hukum, ada tuntutan, ada konsekuensi yg harus
ditanggung. serta kami belum menginginkan itu.”
“kemudian, apa partnermu cuma si Ria dan partner Ria cuma kamu?” selidik
Tante Yeni. “jikalau tentang Ria aku tidak
tahu. tapi tidak dilema bagiku dia bercinta dengan laki-laki pria lain. aku pun begitu.
tapi tentu saja kami sama-sama bertanggung jawab buat berhati-hati.
Baca carita Lainnya di CASINO69
Kami sangat selektif dalam bercinta. Takut penyakit, Cie.” “Oh.. Safe Sex ya? “ “Yup! Oh ya dari tersebut aku mirip obyek wawancara. Tante sendiri bagaimana dengan Om? Kapan terakhir bekerjasama sex?” bertanya-tanyaku melangkah lebih jauh. Kudengar Tante Yeni menarik nafas panjang. Wah.. ada apa-apa nih, pikirku. “Udah kira-kira dua bulan yang kemudian, Boy.” Jawabnya. usang sekali. sempurna terdapat yang tidak masuk akal. aku jadi ingin memahami lebih poly lagi. “Ko Fery Impotent ya Cie?” “Oh tidak.. Entah kenapa, dia tampaknya tidak bergairah lagi padaku. Padahal dia dulu sangat menyukai sex. Minimal satu minggu satu kali kami bekerjasama.” “Lho, Cie Yeni berhak minta dong. Itu kan nafkah batin. Setiap orang membutuhkannya. telah pernah berterus jelas, Cie?” bertanya-tanyaku. “aku sih pernah memberinya indikasi bahwa aku sedang ingin bercinta. tetapi dia kelihatannya sedang tak mood. aku tak mau memaksa siapa pun buat bercinta denganku.” “Oh.. bila Boy sih tidak perlu dipaksa, jua mau menggunakan Cie Yeni..” godaku dari saja. Toh kami sudah akrab dan ini memang ketika yg tepat buat menunjuk ke sana. “Boy, engkau itu cakep. Masa mau menggunakan orang seumuran aku ? Suamiku saja tidak lagi tertarik denganku..” “Cie Yeni berfokus? aku tidak menyangka lho Cie Yeni mampu bicara mirip ini.
Cie Yeni masih muda. 35 tahun. Seksi serta modis. Kok
bisa-bisanya rendah diri ya? Padahal Cie Yeni terlihat sangat berdikari pada
mataku..” saya tidak bisa menyembunyikan keterkejutanku. Bagaimana bisa, sebuah
SMS salah target, pada waktu singkat mampu berubah menjadi dialog sex yg
sangat terang-terangan seperti ini.
“engkau lagi nganggur kan? datang ke rumahku kini ya? Suamiku tidak
ada di tempat tinggal kok. dia masih pada tempat kerja.”
Telepon ditutup. Darahku berdesir. Benarkah ini? seperti mimpi. Sangat
cepat. Bahkan saya tidak pernah bermimpi sebelumnya buat mendapatkan Tante
Yeni. Selama ini aku sangat menghormatinya sebagai clientku. sebagai orang tua
dari anak didik privatku. Bergegas aku
mengambil kunci mobil serta pergi ke tempat tinggal Tante Yeni. di sepanjang jalan aku
masih tidak habis pikir. Apakah benar nanti saya akan bercinta dengan Tante Yeni?
cita rasanya mustahil. terdapat Cynthia dan Mbak Ning pada rumahnya. Belum lagi bila
ternyata Edy serta Johan juga telah pulang dijemput sopirnya. hingga pada rumah Tante Yeni, ternyata rumahnya
sedang sepi. Cynthia sedang tidur dan hanya Mbak Ning yang sedang santai
menonton televisi. “pada tunggu ibu pada
ruang computer, Kak.” kata Mbak Ning. beliau memanggilku ‘abang’ sebab usiaku
masih lebih tua darinya. “Oh iya..
Terima kasih, Ning. ada urusan sedikit menggunakan programnya nih.” Kataku
memberikan alasan bila-jikalau Mbak Ning 3da4ca72332083a3a0a401d48b49941e ada apa aku datang. aku masuk ke ruang computer yg pada dalamnya
jua terdapat piano dan lemari berisi buku-buku koleksi Tante Yeni. “Tutup saja pintunya, Boy.” kata Tante Yeni. datang-datang jantungku berdebar sangat keras.
Entah mengapa, tidak sama dengan menghadapi Lucy, Ria dan Ita, aku merasa aneh
berdiri di depan seseorang perempuan kecil yg usianya di atasku. .
sesudah saya menutup pintu, belum sempat saya duduk, Tante
Yeni telah melangkah menghampiriku. beliau
memelukku. Tingginya cuma sebahuku. Harum tubuhnya segera membuatku berdesir.
Pelukannya sangat lembut. Kepalanya disandarkan ke dadaku. aku tidak memahami wajib berbuat apa. Ini artinya
pengalaman pertamaku dengan perempuan yg usianya pada atasku. saya takut galat. Apa
aku harus berdiam diri saja? Memeluknya? Menciumnya? Atau langsung saja
mengajaknya bercinta? Pikiranku saling memberi ilham. banyak ilham bermunculan pada otakku. Beberapa
ketika lamanya saya bingung. Pusing tak tahu harus berbuat apa. Akhirnya aku
menentukan hening. aku ingin memahami apa yang Tante Yeni inginkan. saya akan
mengikutinya. Kali ini saya main safe saja. No risk taking this time. “Cie Yeni merupakan dilema?” bisikku. Kurasakan
pelukan Tante Yeni semakin erat. beliau tak menjawab. aku pula diam. benar-sahih
situasi baru. Pengalaman baru. Kurasakan penisku tidak berkecimpung. Rupanya
pelukan Tante Yeni tidak membangkitkan gairahku. “aku cuma ingin memelukmu. telah usang aku
tak merasa senyaman ini di pelukan seseorang 604dea25b3a655fe1ab94434fad99f27. kamu tidak keberatan
kan aku memelukmu?” akhirnya Tante Yeni berbicara. “Tentu saja saya tidak keberatan, Cie. Peluk
saja sepuas Cie Yeni.
Apapun yg Cie Yeni inginkan dariku, bila saya bisa, saya
akan melakukannya.” Kurasakan tangannya mencubitku. “Sok romantis engkau , Boy. saya bukan gadis
remaja yg mampu melayang mendengar kata-istilah rayuanmu.. Wuih, apapun yang kau
inginkan dariku.. saya akan melakukannya.. Hahaha.. Gak usah pakai begituan. saya
telah sangat senang jika kamu mau kupeluk begini..” benar jua istilah Cie Yeni. Hari itu saya
belajar menghadapi wanita dewasa. Belajar apa yang mereka butuhkan. Bagi Tante
Yeni, istilah-istilah cantik tidak diperlukan. akan tetapi tentu saja, saya tidak seratus
persen percaya. Bagiku, tidak ada perempuan pada dunia ini yang bisa menolak pujian
menggunakan tulus. Perasaan wanita sangat
peka. perempuan punya sense untuk mencerna setiap istilah-kata pria. Apakah rayuan,
apakah pujian yg lapang dada, atau hanya bunga bahasa buat tujuan eksklusif. serta
aku menentukan buat memujinya dengan setulus hatiku. “Cie Yeni, saya beruntung bisa dipeluk perempuan
sepertimu. Siapa sangka SMS keliru kirim mampu berhadiah pelukan?” candaku.
Memang sahih aku merasa beruntung. Ini bukan bunga bahasa, bukan rayuan. dan
aku yakin perasaan Cie Yeni akan menangkap ketulusanku. “Yah.. saya simpati denganmu yg bisa bergaul
akrab dengan anak-anakku. engkau juga tidak merendahkan si Ning. Kulihat memang
pantas kau mendapatkan pelukanku, Boy..” bisik tante Yeni lagi.
Kali ini wajahnya mendongak menatapku. ada senyum tipis menghias bibirnya. Ugh.. aku jadi ingin menciumnya. pada satu sisi aku memahami bahwa aku keliru. Tante Yeni sudah berkeluarga dan keluarganya serasi. akan tetapi pada sisi lainnya, sebagai cowok normal saya menikmati pelukan itu. Bahkan saya ingin lebih asal sekedar pelukan. aku ingin menciumnya, melepaskan pakaiannya, serta memberinya sejuta kenikmatan. Apalagi Tante Yeni sudah 2 bulan lebih tidak menerima nafkah batin. pasti beliau sangat haus kini . saya mulai memperhitungkan situasi. Kami dalam ruang tertutup yg walaupun tidak terkunci, relatif aman buat beberapa ketika. Mbak Ning tidak mungkin masuk tanpa permisi. Satu-satunya kemungkinan gangguan ialah Cynthia. Perlahan saya memberanikan diri menyentuh wajah Tante Yeni. menggunakan dua butir jariku, saya membelai wajahnya lembut. Mataku menatapnya penuh arti. Kulihat Tante Yeni gelisah, tetapi dia menikmati sentuhanku pada wajahnya. saya menggerakkan wajahku menunduk mencari bibirnya. Sekejap kami berciuman. Bibirnya sangat penuh. Sangat hangat. Baru beberapa dtk, ciuman kami terlepas. Tante Yeni menyandarkan kepalanya ke dadaku. “aku galat, Boy. aku mulai menyayangimu..” bisiknya nyaris tidak kudengar. aku yg telah mencicipi ciumannya mendadak ingin lebih lagi. Dasar cowok!, rutukku dalam hati. Apalagi saya sedang horny. saya mencoba mengangkat wajahnya lagi. terdapat sedikit penolakan, tapi wajahnya menatapku pulang. aku tak berani menciumnya. serta Tante Yeni menciumku, menghisap bibirku, memasukkan lidahnya, menggigit kecil bibirku. serta akhirnya kami bercumbu dengan hasrat membara.
Kami sama-sama kehausan.. Agh.. aku tidak peduli lagi. perempuan yg kuhormati ini sedang kupeluk serta kucumbu. dia membutuhkanku serta aku pula membutuhkannya. yang lain dipikirkan nanti saja. rasakan saja dulu, pikirku cepat. aku segera menggendongnya dan membantunya duduk di atas meja. dengan begini saya akan lebih leluasa mencumbunya. Bibir kami saling melumat. berkecimpung lincah saling berlomba memberi kenikmatan tiada tara. Tanganku mulai beranjak ke arah payudaranya. saya meraba payudaranya berasal luar. Memberi remasan ringan serta gerakan memutar yang menghasilkan Tante Yeni menggelinjang. Perlahan saya menyusupkan tanganku ke kembali pakaiannya. Kurasakan tanganku tertahan. Tante Yeni menolak. Rupanya beliau hanya ingin bercumbu denganku. Dasar cowok, aku mana tahan? telah kepalang tanggung. aku nekat tetap memasukkan tanganku dan dengan cepat aku berhasil melepas kait bra-nya. Payudaranya terasa utuh di tanganku, masih sangat kencang, masih sangat peka menggunakan rangsangan. Buktinya Tante Yeni bergetar hebat ketika saya meremas payudaranya. “Gila kamu, Boy. aku tidak memerlukan ini seluruh.. relatif peluk aku !” tegur Tante Yeni. saya tahu pikirannya memang menolak, tapi tubuhnya tak. saya permanen merangsang payudaranya. Gerakan menolak tante Yeni melemah. serta akhirnya hanya desahan nafasnya yang memburu yg menandakan birahinya telah bangkit. dengan mulutku saya membuka kancing-kancing kemejanya. relatif sulit, karena ini baru pertama kali kulakukan.
tapi berhasil pula. Tante Yeni tertawa melihat ulahku. sekarang aku bebas mencumbu payudaranya. Kujilat
dan kuhisap puting susunya. Tante Yeni melenguh panjang. ke 2 tangannya mencengkeram
kepalaku. Wajahnya mencium rambutku. sesekali dia menggigit telingaku,
ad interim kepalaku, lidahku, bergerak bebas merangsang payudaranya. Ugh, begitu
lezat dan nikmat. Payudaranya tak terlalu akbar namun seksi sekali. Warnanya
coklat kekuningan dengan puting yg relatif besar . aku bermain relatif lama di putingnya.
Menggigit ringan, menyapukan lidahku, menghisapnya lembut hingga relatif keras.
Kadangkala hidungku jua kumainkan pada putingnya. Nafas Tante Yeni semakin
memburu. Tentu saja buat duduk perkara nafas, aku lebih kuat darinya sebab saya
rajin berolahraga menjaga stamina. tidak
usang tanganku menyusup ke balik roknya buat mencari vaginanya serta membelainya
berasal luar. Kurasakan celana dalamnya sudah basah. Tante Yeni merapatkan
kakinya. Itu artinya penolakan yang ke 2. Kepalanya menggeleng ketika kutatap
mapenasaran. saya terus menatap mapenasaran serta pulang mencumbunya. aku tidak akan memaksanya. tetapi aku punya
cara lain . saya akan membuatnya semakin terangsang serta semakin menginginkan
persetubuhan. Perlahan cumbuanku turun ke lehernya. “Ergh,” kudengar lenguhannya. Wah, lehernya
sensitif nih, pikirku. dengan intensif saya mencumbunya pada leher. berkecimpung ke
tengkuk hingga membuatnya semakin erat memelukku serta mencumbu telinganya. “Boy..” rintihnya. Telinganya juga
sensitif. aku bersorak. Semakin poly
titik tubuhnya yg sensitif, semakin mengagumkan. kemudian tanganku meraba punggungnya.
membentuk gerakan berputar-putar serta seolah menuliskan sesuatu
pada punggungnya. Tante Yeni semakin bergairah.
“Ka.. mu.. Na.. kal. engkau pin.. pintar sekali membuatku.. Bergairah..”
jawabnya terputus-putus. Nafasnya semakin memburu. “Cie Yeni bagus sekali. aku sangat
menginginkanmu, Cie.. saya ingin membuatmu mencicipi kenikmatan tertinggi bersamaku..”
bisikku sambil terus mencium telinganya.
“aku juga menginginkanmu Boy.. tapi aku takut..” jawab tante Yeni. Ya, saya harus membuatnya merasa safety. dengan
gerakan cepat saya melepaskan pelukanku, mengganjal pintu dengan kursi dan
pulang mencumbunya. ketika itu pada pikiranku cuma satu. Mengunci pintu justru
tidak baik. Mengganjal pintu jauh lebih
baik. Kulihat Tante Yeni merespons ciumanku menggunakan lebih bertenaga. Tanganku kembali
mencoba merangsang vaginanya. Kali ini kakinya agak terbuka. saya berhasil memasukkan
jariku serta menyentuh vaginanya. “Aahh..”
Tante Yeni semakin terangsang. Kakinya terbuka semakin lebar. kini aku sangat
leluasa merangsang vaginanya. Jariku masuk menemukan klitoris dan membuatnya
makin hebat dilanda badai ereksi.
Entahlah, saya sangat hening dalam melakukannya. Semakin intensif aku
merangsang titik-titik lemah tubuhnya, saya semakin tenang. aku seperti maestro
yg sangat ahli melakukan tugasnya. Wah, rupanya aku berbakat dalam
menyenangkan wanita, pikirku sampai tersenyum sendiri. Tante Yeni semakin dilanda birahi. Tangannya
sekarang tidak memalukan-membuat malu melepas kancing celanaku dan mencari penisku. setelah
menemukannya pada kembali celana dalamku, dia meremas dan mengocoknya. aku semakin
terbakar. Kami sama-sama terbakar hebat.
Perlahan aku melepas turun celana dalamnya.
tidak perlu dilepas. saya menatap mapenasaran meminta
persetujuannya. Mata Tante Yeni nanar. dia sangat kehausan dan sudah pasrah
menerima apa pun perbuatanku. Perlahan
penisku menembus liang vaginanya tanpa kondom. saya mencicipi kenikmatan yang
dahsyat. benar-sahih jauh lebih nikmat dibandingkan menggunakan menggunakan kondom. aku
berani tanpa kondom sebab saya konfiden dengan kesehatan Tante Yeni. aku mulai melakukan tugasku. Mendorong masuk,
menarik keluar, memutar, memompa kembali dan kami bercinta menggunakan dahsyat.
bunyi penisku yang mengocok vaginanya terdengar spesial . aku mengerahkan segenap
kekuatanku buat menaklukkannya. namun
sahih-benar tanpa kondom membuatku penisku lebih sensitif hingga belum begitu
lama , aku sudah merasakan pada ambang orgasme.
Segera kuhentikan aksiku. Kucabut penisku serta aku menenangkan diri. Kami
berciuman. aku tak mau birahi Tante Yeni surut. selesainya relatif damai saya pulang
memasukkan penisku. Kali ini aku tidak menggebu pada memompa penisku. aku memilih menikmatinya perlahan-lahan.
Setiap sodokan aku lakukan dengan segenap hati hingga menghasilkan desahan dan
rintihan nikmat Tante Yeni yang sudah 2 bulan tidak merasakan nikmatnya
bercinta. Gelombang badai ereksi pulang
melanda. Keringat kami bercucuran, lumayan buat membakar lemak. Kami memang sedang
berolahraga, olahraga paling nikmat sedunia. Making love. Bercinta sangat baik
buat tubuh. tidak hanya tubuh, namun pikiran pula jadi fresh. Secara
teoretis, terdapat semacam zat penenang yang dihasilkan tubuh waktu kita bersenggama,
dan zat itu membuat kita sangat nyaman.
aku heran pula dengan diriku yang ternyata cukup bertenaga bercinta tanpa kondom. Penisku terasa relatif panas. saya belajar menunda nafas serta sekali waktu saat kurasakan aku hendak mencapai zenit, aku menghentikan kocokanku. cukup sulit memang menunda orgasme. aku berusaha mirip menahan kencing. dan usahaku berhasil. Setidaknya aku mampu bercinta relatif lama mengimbangi Tante Yeni yang perlahan akan tetapi sempurna semakin menuju puncak . Muka tante Yeni semakin kemerahan. Wajahnya yang mungil tampak sangat cantik saat sedang dilanda birahi. “Cie Yeni rupawan sekali.. Hebat pula saat bercinta..” bisikku. Lidahku pulang mencumbui payudaranya yg semakin penuh dengan keringat. “Arg.., kamu pula.. enak sekali, Boy..” ceracaunya. Tante Yeni bolak-balik memejamkan mata, membuka mata dan menggigit bibirnya. Nafasnya sangat tak teratur. Ngos-ngosan dan rambutnya semakin rambang-acakan terkena keringat. Wah, pemandangan yang seksi sekali ketika seseorang perempuan bercinta. Sebenarnya saya ingin membarui posisi lagi. saya ingin lebih lama bercinta. namun saya relatif khawatir juga. sudah cukup usang kami di dalam ruangan ini. aku risi Mbak Ning nanti tiba-tiba mengintip atau mencuri dengar. saya risi karena Mbak Ning relatif punya kecerdasan untuk berpikir yang tidak-tidak. asal bahasa tubuh Tante Yeni, saya konfiden orgasmenya sudah semakin dekat. Gerakan tubuhnya semakin cepat. Cengkeraman tangannya pada punggungku kurasa telah melukai punggungku. Terkadang giginya bergemeretak menunda nikmat. dia tampak sekali berusaha buat tak menjerit. “Agh.. Arrhhk.. aku sudah ham.. pir..” rintihnya. Tanganku meraih bra Tante Yeni dan meletakkannya di mulutnya agar beliau bisa menggigit bra itu. Daripada menjerit, lebih baik menggigit bra sekuatnya. Penisku semakin gencar menghunjam vaginanya.
Sodokanku semakin bertenaga serta temponya kupercepat. aku belajar
buat sama-sama mencapai orgasme dengan Tante Yeni walaupun menurutku sangat
sulit buat mampu orgasme bersamaan. Setidaknya, aku berencana membiarkannya
orgasme terlebih dulu, baru aku menyusul.
“Arghh.. Ya.. Terus.. Yah.. Dikit lagi..” erang Tante Yeni agak tidak
kentara karena sambil menggigit bra. aku
menjaga semangat serta menjaga penisku supaya permanen kuat bertempur. Kurasakan
penisku pula semakin panas. saya juga telah mendekati zenit. sirkulasi sperma asal
bawah telah merambat naik siap menyembur. Gerakan Tante Yeni semakin
menyentak-nyentak. untung meja pada ruangan itu merupakan meja kayu yang kosong.
jikalau andai saja ada kitab atau ballpoint pasti telah berantakan terlempar. Beberapa ketika lalu saya mencicipi tubuh
Tante Yeni bergetar hebat. Menghentak-hentak serta tangannya mencengkeram
sangat-sangat-sangat-kuat. beliau memelukku sangat erat. dari mulutnya keluar
semacam raungan yg tertahan.. andai saja ini pada kamar hotel, absolut dia telah
menjerit sepuasnya. “Aargghh..
Sstt..” saya mencicipi ada cairan hangat
meleleh keluar. tidak seberapa poly tetapi menghasilkan penisku semakin panas.
Tante Yeni orgasme sementara aku juga telah semakin dekat. Inilah saatnya. saya
meningkatkan kecepatan kocokanku. Cepat.. dan saya mencabut penisku. Crot..!! Srr.. R.. Srr.. Srr.. Spermaku
berhamburan muncrat di perut dan dada Tante Yeni.
Ah.., nikmat sekali mencapai puncak . Perjuanganku tidak
sia-sia. aku yg selama ini rutin berlatih menunda kencing, melatih otot-otot
perut serta penisku, sukses mengantarkan Tante Yeni menggapai orgasmenya.
Dibandingkan waktu making love menggunakan Ria serta Ita, kali ini lebih mendebarkan
serta menantang. I did it. Tante Yeni
segera mencari tissue serta membersihkan ceceran spermaku. Kurang asal semenit
lalu dia telah menggunakan bra serta kemejanya pulang. Celana dalam dan roknya
tinggal merapikan saja. aku pun tinggal merapikan celanaku. Beberapa waktu kami berpandangan. ada rona
puas pada wajah Tante Yeni. dia tersenyum manis. sekarang dia bukan lagi sekedar
clientku. Bukan lagi sekedar orang tua muridku. kini beliau adalah partner
sex-ku. terdapat rasa aneh menjalar pada tubuhku. aku tiba-tiba merasa begitu
menghormati wanita di hadapanku ini. Sinar mapenasaran yg tegas, pembawaannya
yang mandiri, dikombinasi menggunakan senyum serta kelembutannya, benar-benar mempesona.
saya sangat bangga bisa memberinya kenikmatan.
“Maaf Cie.. sudah melangkah jauh sekali..” kataku. “Ya! kamu tidak sopan sekali, tadi!” ucapnya
bergurau namun pada nada agak tegas.
Kami pun tertawa bersama. saya memeluknya. Mencium dahinya. Merapikan
rambutnya yang agak basah terkena keringat. AC pada ruangan itu sangat membantu
tubuh kami cepat kemarau. “Habis Cie
Yeni, telah tahu aku lagi horny malah diundang kemari..” kataku membela
diri. “Terus jelas saya pula lagi
pengen, Boy. Begitu memahami engkau ternyata sudah pengalaman, aku jadi tergoda
denganmu. tapi memang tersebut aku sangat takut melangkah. laba kamunya nekat..
saya jadi terpuaskan, deh. Makacih ya..” Ya ampun.. bisa-bisanya Tante Yeni bicara
manja mirip ini. aku sampai merasa bagaimana.. gitu. Aneh. perempuan memang
makhluk paling aneh sedunia. pada kembali penampilannya yang keras serta tegar, toh
dia permanen perempuan pula. Sisi lembutnya tetap ada. “Ya.. saya pula senang sekali mampu memuaskan
Cie Yeni. aku pula belajar poly lho. tampaknya tadi Cie Yeni kurang suka
menggunakan permainan tanganku di vagina ya?”
“Bukan begitu. saya tak memahami apakah tanganmu bersih atau tidak. tapi
usang kelamaan sebab enak, ya sudah.. diteruskan saja..” “Oh jangan kuatir.. saya selalu sedia handy
desinfectant kok. izin tanganku bebas kuman.” Kataku menenangkannya. aku tersebut
memang gunakan handy desinfectant, tapi kan permanen saja saya pegang setir kendaraan beroda empat.
Haha.. yang ini tidak aku ceritakan. (bila Cie Yeni baca cerita ini, maafin
ya..) “Yah baguslah. aku juga suka
sebab kamu selalu terlihat bersih serta harum..” tante Yeni mencium bibirku
lagi. Kami balik berpagutan. Lidahku pulang menerobos mulutnya. Menekan
lidahnya, saling bergelut. Kami terus berciuman sembari berpelukan. poly laki-laki -lakipria melupakan kenyataan bahwa terdapat
korelasi yang harus dibina selesainya kita berafiliasi sex. sehabis terjadi
orgasme, wanita permanen membutuhkan sentuhan, pelukan serta ciuman. perempuan sangat
berharga. Jangan sampai kita para lakipria,
begitu mendapatkan orgasme, langsung selesai begitu saja. wajib terdapat after
orgasm service. Ini adalah galat satu kunci yang aku pegang buat membuat
wanita merasa nyaman bersamaku. Kami berpelukan dan dengan jelas aku mendengar
bunyi Tante Yeni.. “aku menyayangimu,
Boy. Terima kasih buat semuanya. saya merasa dihargai dan diperlukan olehmu..”
kata-istilah ini tidak akan pernah saya lupakan.
bila Cie Yeni membaca cerita ini, Cie Yeni absolut jangan lupa bahwa istilah-penasaran sama persis dengan yang kutulis. (Kecuali namaku, yaa.. Hehe). Sebetulnya saya harus menanyakan arti sex bagi Tante Yeni. tapi saya menundanya. aku pikir saya bisa menanyakannya lain kali. Entah mengapa aku tidak berpenasaran. kemudian kami keluar berasal ruangan itu. aku tidak melihat Mbak Ning. Sengaja aku ke kamar mandi dan kemudian aku mengintip ke kamar Mbak Ning asal kaca nako kamarnya. Astaga, beliau sedang berganti baju. “Hayo.. Ngintip! Dasar cowok!” hardik Mbak Ning. aku terkejut akan tetapi tertawa. “Maaf-maaf, kupikir dimana tersebut kok tak ada.. saya balik dulu ya..” “Ya.. Ya.. Buka sendiri pagarnya yaa” Demikianlah cerita bokep indonesia
Leave a Reply